Rasanya
berita ini sudah agak membosankan untuk diulas. Tapi berhubung tugas yang
diberikan kepada saya seperti ini maka jadilah tulisan ini.
Pembatasan BBM di Indonesia
Seperti
yang sudah kita ketahui, bulan Maret lalu ibu kota kembali dihebohkan dengan
banyaknya demonstrasi yang menolak adanya pembatasan bahan bakar minyak
bersubsidi (BBM subsidi). Hal ini menimbulkan banyak pertikaian bukan hanya
dikalangan masyarakat tapi juga pemerintah. Lalu muncul pertanyaan tentang
efektifkah pembatasan bbm itu?
BBM itu
sendiri dibatasi dengan maksud mengurangi penggunaan minyak bersubsidi oleh
pihak-pihak yang tidak seharusnya menggunakan subsidi tersebut. Target
pemerintah untuk mengurangi pengurangan subsidi minyak ini sendiri menemui
polemik yang cukup besar. Karena sebagian besar anggota pemerintah ternyata
banyak yang memakai subsidi ini dan apabila dibatasi maka akan membuat keadaan
ekonomi di Indonesia menjadi tidak stabil.
Pengaruh pembatasan BBM terhadap keadaan
ekonomi.
Mengapa
pembatasan BBM berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia? Karena dengan
dibatasinya BBM maka biaya operasional sejumlah perusahaan yang menggunakan
kendaraan bermotor akan mengalami kenaikan. Dan hal ini akan berpengaruh ke
harga-harga barang di pasar. Tentu saja akan lebih banyak lagi demonstrasi yang
terjadi. Hal ini lah yang ingin diminimalisir oleh pemerintah. Hingga saat ini
keputusan untuk membatasi BBM masih ditunda pelaksanaannya oleh pemerintah.
Karena banyaknya pertimbangan yang harus diperhatikan dengan lebih mendalam
lagi.
Teknis untuk membatasi penggunaan BBM.
Secara
teknis untuk membatasi penggunaan BBM sangatlah sulit. Dikarenakan meningkatnya
pengguna kendaraan bermotor saat ini. Dengan banyaknya tawaran bunga rendah
utnuk kredit kendaraan bermotor, menyebabkan golongan kecil pun mampu memiliki
kendaraan pribadi. Hal ini tentu berdampak terhadap semakin banyaknya kendaraan
di jalanan yang tentu pula berdampak terhadap banyaknya pengguna bahan bakar
minyak.
Sekedar
membatasi tidak akan menjadi solusi untuk jangka panjang, menaikkan harga pun
tidak akan memberikan efek yang signifikan. Oleh karena itu pemerintah harus memikirkan
jalan alternative lain dalam penanggulangan penggunaan bahan bakar minyak.
Sekarang ini pemerintah sedang merencanakan adanya subway, dan menggalakkan
busway kembali. Hal ini bukan tanpa tujuan, karena pemerintah berharap agar
warga dapat mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Tapi
seperti di awal saya katakan hal ini sulit untuk dilaksanakan. Mengingat masih
belum tersedianya infrastruktur yang memadai untuk terselenggaranya program
ini.
Cara
terbaik adalah dengan mensosialisasikan kepada warga untuk menggunakan
kendaraan pribadi. Tentu saja disertai dengan pembangunan fasilitas, dan
penanganan hokum lalu lintas yang memadai. Sehingga diharapkan pengguna
kendaraan bermotor akan berkurang dan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar.
Depok,
Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar