Selasa, 19 Juni 2012

Kenapa Harus Berkarakter?!


Suatu hari dosen saya menanyakan sebuah pertanyaan yang menarik, "Sudahkah kamu menjadi manusia yang berkarakter?" Pertanyaan yang cukup menggelitik di telinga. Secara tak langsung membuat kita berpikir ulang mengenai karakter kita, ini bukan hanya sekedar sikap dan perilaku kita. Tapi yang dimaksud karakter ini juga termasuk pikiran, perasaan dan moral kita sebagai manusia.
Lalu sudahkah kita berkarakter? Karakter itu sendiri tidak lahir begitu saja. Untuk membangun suatu karakter, seseorang melewati banyak tahapan. Dimulai dari pembentukan karakter oleh orang tua, sekolah, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa karakter itu lahir karena adanya orang-orang disekitar kita.
Apabila lingkungan itu banyak yang melalukan keburukan, maka karakter yang akan terbangun pada seseorang juga akan buruk. Orang tersebut secara tidak langsung akan memiliki cara pandang yang sama seperti lingkungan di sekelilingnya. Untuk mengubahnya bukan hal yang mustahil, tapi tidak bisa juga dibilang mudah. Mengubah karakter seseorang yang awalnya buruk menjadi karakter yang baik sangat butuh keinginan kuat dari orang tersebut. Adanya perasaan intimidasi, terkucilkan dan perasaan berbeda dari masyarakat dapat membuat seseorang menyerah untuk memperbaiki karakternya.

Pentingkah pendidikan karakter?

Pendidikan karakter atau character education sudah mulai banyak dilirik oleh pihak-pihak yang mementingkan SDM yang berkarakter dan kualitas  bukan hanya SDM berkualitas. Kualitas SDM banyak dilihat dari prestasi yang SDM itu miliki, tapi SDM yang berkarakter sangat sulit dilihat kecuali melalui kinerja yang dilakukannya. SDM yang berkarakter akan melakukan pekerjaannya dengan sangat baik melebihi SDM yang memiliki karakter yang kurang.
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.
Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.
Untuk membangun karakter yang baik ada 3 tahapan yang harus dilakukan, pertama kita harus memiliki moral knowledge.  Pengetahuan akan pentingnya moral harus kita miliki. Lalu setelah kita mengetahuinya kita harus bisa memiliki moral feeling – mampu merasakan apa yang terjadi disekitar kita (empati). Terakhir adalah moral action – bukan hanya sekedar tahu dan merasakan tapi kita juga bisa mempraktekkannya.
Apabila ketiga hal tadi bisa kita lakukan dan membiasakannya maka kita akan mampu mengubah karakter buruk kita menjadi karakter yang baik. Tapi seperti di awal tadi saya ungkapkan, hal ini butuh niat yang kuat dari pelaku. Saya rasa sekian dulu penjabaran dari saya. So, sudah berkarakterkah kamu? ^^

Depok, Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar