Minggu, 22 April 2012

Lika-Liku Pilkada

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh..

Sekarang sudah semakin dekatnya menuju pilkada Jakarta 2012. Semua calon saling terkam dan terjang unutk menjadi DKI 1. Semua janji manis terucap dalam visi dan misi mereka. Boleh saja kita percaya terhadap itu semua, tapi yang harus kita tahu adalah apa yang sebenarnya menjadi tujuan utama setiap calon untuk menduduki posisi no 1 di Jakarta itu.

Setiap calon yang melantik pasti akan mengeluarkan biaya untuk ongkos mereka menduduki posisi no 1 di suatu wilayah. Sebetulnya inilah yang disebut sebagai black campaign. Dimana terjadinya kecurangan dalam mempromosikan diri dengan uang atau hal lainnya. Oleh karena itu harus ada badan pengawas yang mengawasi setiap proses kampanye para calon. Mereka harus mengetahui dari mana asal modal  itu sehingga tidak terjadi kerugian yang akhirnya menimpa Negara ini. Karena mahalnya biaya kampanye dapat menimbulkan korupsi diberbagai kalangan khususnya para calon.


Sebenarnya bila biaya pilkada yang mahal itu dipakai untuk kesejahteraan rakyat, akan banyak sekali fungsinya. Tahun 2012 KPU Jakarta menyiapkan Rp258 miliar untuk anggaran pilkada yang akan digelar 11 Juli mendatang.
 "Anggaran pilkada tahun ini Rp258 miliar untuk dua putaran," kata Ketua KPU Jakarta Juri Ardianto
Angka yang fantastis untuk pelaksanaan pilkada. kita umpamakan biaya tersebut untuk pembangunan jalanan yang rusak, sekolah yang kurang layak dan biaya kesehatan untuk kaum miskin. Berapa banyak yang bisa diselesaikan dengan uang sebanyak itu? 

 Sayangnya kesadaran untuk mengabdi di Negara ini sangat kecil. Orang yang mengaku sebagai wakil para rakyat lebih mencintai urusan harta sendiri dibandingkan memikirkan nasib rakyatnya. Berkorban untuk rakyat saja tidak mau apalagi memikirkan nasibnya?

Indonesia memang masih jauh dari Negara yang bersih dari korupsi. Tidak akan terjadi selama para pimpinan masih memikirkan ego sendiri dibanding mengabdi pada rakyatnya.

Tinggal bagaimana kita menyikapi semua permasalahan politis ini. Apa kita bisa memilih calon yang tepat untuk memimpin kita ke depan? Teliti dan jeli sebelum memilih adalah salah satu jalan untuk memulainya.

*sumber : lampungpost.com

Depok, April 2012

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar